Blog ini didedikasikan bagi adik-adik siswa sekolah dasar dan menengah serta teman-teman yang berkesempatan melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya baik D-III, strata-1 maupun strata-2. Penyediaan tugas-tugas di sini hanyalah sebagai referensi contoh yang diharapkan dimodifikasi sehingga akhirnya mampu menulis secara mandiri bukan bertujuan menyebarkan potensi plagiasi, semoga bermanfaat.
Jumat, 27 Oktober 2017
Senin, 07 Agustus 2017
pertanian, rancob
I.
Pendahuluan
A.
Latar
belakang
Percobaan
merupakan serangkaian kegiatan dimana setiap tahapan dalam rangkaian
benar-benar terdefenisikan, dilakukan untuk menemukan jawaban tentang
permasahan yang di teliti melalui pengujian hipotesis.pola atau tindakan cara
penerapan tindakan-tindakan (perlakuan atau non-perlakuan) dalam suatu
percobaan atau kondisi atau lingkungan tertentu kemudian menjadi dasar penataan
dan metode analisis ststistik terhadap data hasilnya disebut rancangan
percobaan. (Expremental Design)
Perancangan
percobaan merupakan metode analisis yang sistematis dan teranarah sehingga akan
menghasilkan percobaan yang tidak biasa. Tujuannya adalah untuk memprediksi
agar masing-masing kelompok yang diberi perlakuan dapat dilihat perbedaanya
dengan jelas. Rangan percobaan biasanya dilakukan pada penelitian model
ekspremen dalam berbagai design.
Design
ekspremen merupakan langkah-langkah lengkap yang perluh di ambil jauh sebelum
ekspremen dilakukan agar supaya data yang semestinya diperluhkan dapat di
peroleh sehingga akan membawa kepada analisis objektif dan kesimpulan yang
berlaku untuk persoalan yang sedang di bahas.
B.
Tujuan
prektikum
1.Untuk
mengetahui teknik pengambilan sampel berikutmanfaatnya dalam suatu penelitian
2.Untuk
mempelajari dan mengetahui teknik penggunaan kalkulator dalam menyelesaika data
statistik
3.Mampu
memahami teknik random dalam rancangan percobaan
lengkapnya Dowonload : disini
ASEAN
ASEAN
( The Association of South East Asia Nations )
Merupakan organisasi regional yang mewadahi kerjasama bangsa-bangsa di Asia
Tenggara dalam berbagai bidang kehidupan. ASEAN didirikan berdasarkan
Deklarasi Bangkok yang dicetuskan pada tanggal 8 Agustus 1967. Deklarasi
Bangkok ditandatangani oleh lima orang utusan, yaitu:
- Adam Malik, Menlu Indonesia.
- Tun Abdul Razak, Wakil Perdana Menteri Malaysia.
- Sinatambi Rajaratman, Menlu Singapura.
- Narsico Ramos, Menlu Pilipinan.
- Thanat Khoman, Menlu Muangthai.
Faktor-faktor yang mendorong terbentuknya ASEAN adalah
karena adanya persamaan dalam beberapa hal, seperti:
- Persamaan letak geografis di Asia Tenggara,
- Persamaan budaya, yaitu budaya Melayu Austronesia.
- Persamaan nasib sebagai bangsa-bangsa yang pernah dijajah bangsa asing.
- Persamaan kepentingan untuk menjalin hubungan dan kerjasama di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan.
Tujuan ASEAN sebagai organisasi regional adalah sebagai
berikut:
- Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan kebuayaan melalui usaha usaha bersama berdasarkan semangat kebersamaan, persekutuan, dan hidup damai di kalangan bangsa-bangsa di Asia Tenggara.
- Memajukan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan saling menghormati keadilan dan tata tertib hukum dalam hubungan antar negara di Asia Tenggara, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip Piagam PBB.
- Meningkatkan kerjasama secara aktif dan saling membantu dalam hal-hal yang menjadi kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaam, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
- Memberikan bantuan satu sama lain dalam fasilitas-fasilitas latihan dan penelitian di sektor-sektor pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi.
- Bekerja sama secara efektif dalam memanfaatkan potensi pertanian dan industri, perluasan perdagangan (termasuk studi tentang masalah-masalah perdagangan internasional), perbaikan fasilitas-fasilitas komunikasi, serta dalam memajukan taraf hidup rakyat di masing-masing negara.
- Meningkatkan studi mengenai Asia Tenggara.
- Bekerja sama secara erat dan saling menguntungkan dengan organisasi internasional dan regional yang memiliki maksud dan tujuan yang sama, serta berusaha mempererat kerjasama antar negara-negara ASEAN.
ASEAN merupakan organisasi regional Asia Tenggara yang
bekerja sama dalam bidang ekonomi, politik dan kebudayaan. Kerja sama ASEAN
didasarkan pada asas:
- saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, persamaan dari semua anggota;
- mengakui hak setiap bangsa untuk hidup bebas dari campur tangan pihak luar;
- tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing anggota; dan
- menyelesaikan perselisihan secara damai.
Organisasi ASEAN
ASEAN mempunyai alat perlengkapan
atau organisasi sebagai berikut:
1. Sekretariat ASEAN
sekretariat tetap ASEAN diputuskan
berkedudukan di Jakarta. Sekretariat ASEAN diketuai oleh Sekretaris Jenderal
yang diangkat secara bergilir dari negara anggota untuk masa jabatan dua tahun
dan dapat diperpanjang menjadi tiga tahun. Tugas-tugas Sekretariat ASEAN antara
lain sebagai berikut.
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang ditetapkan oleh sidang tahunan Menteri Luar Negeri, dan sidang Menteri Ekonomi.
- Menyelenggarakan, memperlancar dan memonitor kemajuan pelaksanaan kegiatan ASEAN.
- Bertindak sebagai badan administratif pusat untuk membantu peningkatan pelaksanaan secara efektif proyek-proyek dan kegiatan ASEAN.
- Sebagai jalur komunikasi resmi antara ASEAN dan organisasi regional/internasional, pemerintah-pemerintah dan lembaga-lembaga yang menjalin relasi dengan ASEAN.
2. Summit Meeting.
Summit Meeting merupakan sidang para
kepala negara atau kepala pemerintahan. Sidang ini merupakan kekuasaan
tertinggi di dalam ASEAN. Pertemuan para kepala negara atau pemerintahan
diadakan apabila dianggap perlu untuk memberikan pengarahan-pengarahan pada
ASEAN.
3. Annual Ministerial Meeting.
Annual Ministerial Meeting merupakan
sidang tahunan Menteri Luar Negeri ASEAN. Sidang ini bertanggung jawab dalam merumuskan
garis kebijaksanaan dan koordinasi kegiatan-kegiatan ASEAN sesuai dengan
Deklarasi Bangkok. Sidang tahunan Menlu ASEAN akan memeriksa
implikasi-implikasi politik atas keputusan-keputusan ASEAN mengingat dalam
semua kegiatan ASEAN selalu terdapat implikasi politik dan diplomatik.
4. Sidang
Menteri-Menteri Ekonomi.
Sidang Para Menteri ekonomi ASEAN
diselenggarakan 2 kali dalam 1 tahun. Sidang ini bertugas merumuskan
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan koordinasi yang khusus menyangkut masalah-masalah
kerja sama ASEAN di bidang ekonomi.
5. Sidang Menteri
Nonekonomi.
Sidang Para Menteri Nonekonomi
merumuskan kebijakan-kebijakan mengenai bidang mereka masing-masing. Misalnya
pendidikan, kesehatan, sosial, kebudayaan, perburuhan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.
6. Standing Committee
atau panitia tetap.
Panitia ini bertugas membuat
keputusan-keputusan dan menjalankan tugas-tugas perhimpunan di antara dua
sidang tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN.
Contoh, Teks Laporan Hasil Observasi
Teks Laporan Hasil Observasi
Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah dapat bersumber dari alam,
manusia, konsumsi, nuklir, industri, dan pertambangan. Sampah di bumi akan
terus bertambah selama masih ada kegiatan yang dilakukan oleh baik alam maupun
manusia. Sampah yang dihasilkan di Indonesia mencapai 11.330 ton per hari.
Sampah dapat dibedakan berdasarkan sifat dan bentuknya. Berdasarkan sifatnya,
sampah bibagi menjadi dua, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik
merupakan sampah yang dapat diuraikan atau degradable Contoh sampah organik
adalah sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering,
dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah menjadi kompos. Sedangkan sampah
anorganik merupakan sampah yang tidak mudah diuraikan atau undegradable Contoh
sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik,
kayu, kaca, kaleng, dan sebagainya. Sampah anorganik didaur ulang oleh home
industry untuk mengurangi jumlah sampah serta dijadikan sebagai peluang usaha.
Berdasarkan bentuknya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah padat, cair, alam,
konsumsi, manusia dan radioaktif.
Sampah padat adalah sampah yang berwujud
padat. Sampah padat dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Sampah organik dan anorganik termasuk
sampah padat. Sampah ini dapat dibedakan berdasarkan kemampuan diurai oleh alam
atau biodegrability menjadi sampah padat biodegradable (sampah yang dapat
diuraikan oleh proses biologi) dan sampah padat non-biodegradable (tidak dapat
diuraikan oleh suatu proses biologi. Sampah padat non-biodegradable ada dua
jenis yaitu recyclable (dapat diolah kembali) dan non-recyclable (tidak
dapat diolah kembali).
Sampah Cair adalah bahan cairan yang telah
digunakan dan tidak diperlukan lagi seperti limbah. Limbah adalah sampah cair
yang dihasikan dari aktivitas industri. Limbah dapat dibagi menjadi dua yaitu
limbah hitam dan limbah rumah tangga. Limbah hitan adalah sampah cair yang
mengandung patogen berbahaya yang berasal dari toilet, sedangkan limbah rumah
tangga adalah sampah cair yang dihasiklan dari dapur, kamar mandi, dan tempat
cucian.
Sampah alam merupakan sampah yang diproduksi
oleh alam dan diuraikan melalui proses daur ulang alami. Contoh dari sampah
alam adalah daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Sampah manusia
adalah istilah yang digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti
feses dan urin. Sampah manusia dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan
manusia karena dapat dikatakan sebagai sarana perkembangan penyakit yang
disebabkan oleh virus dan bakteri.
Sampah konsumsi merupakan sampah yang
dihasilkan oleh kegiatan konsumsi manusia dan dibuang ke tempat sampah. Jumlah
sampah konsumsi sampai sekarang tidak melebihi jumlah sampah industri. Limbah
radioaktif adalah sampah nuklir yang merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi
nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium. Limbah radioaktif berbahaya bagi
lingkungan dan kehidupan manusia karena menghasilkan radiasi yang berdampak
buruk terhadap kesehatan manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan
ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi.
Sejarah dan Latar Belakang Lahirnya Balai Pustaka
Sejarah
dan Latar Belakang Lahirnya Balai Pustaka
Dalam sejarahnya awal mula Balai
Pustaka terbentuk ketika pemerintahan Kolonial Belanda mendirikan komisi untuk
bacaan sekolah pribumi dan bacaan rakyat, pada 14 September 1908 melalui
keputusan Gubernemen dengan nama awal yaitu Commissie voor de inlandsche
school en volkslectuur diketuai oleh Dr. G.A.J. Hazeu. Dan Balai Pustaka
baru menghasilkan bacaan pada tahun 1910 yang dipimpin oleh Dr. D.A. Rinkes
sampai tahun 1916 dengan tugasnya adalah memajukam moral dan budaya serta
meningkatkan apresiasi sastra. Kemudian pada tahun 1917 pemerintahan Kolonial
Belanda mendirikan Kantoor voor de volkslectuur atau Kantor Bacaan
Rakyat yaitu Balai Pustaka.
Tujuan didirikannya Balai Pustaka
ialah untuk mengembangkan bahasa – bahasa seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda,
bahasa Melayu tinggi dan bahasa Madura. Serta mencegah pengaruh buruk dari
bacaan yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki
misi politis (liar) yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah.
Tujuan inti didirikannya Komisi
Bacaan Rakyat adalah meredam dan mengalihkan gejolak perjuangan bangsa
Indonesia lewat media tulisan dan tidak bertentangan dengan kepentingan
Belanda. Tujuan lainnya adalah menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa
hal ini bertujuan agar rakyat Indonesia buta terhadap informasi yang berkembang
di negaranya sendiri.
Adapun usaha – usaha positif yang
dilakukan yaitu mengadakan perpustakaan di tiap – tiap sekolah, mengadakan
peminjaman buku – buku dengan tarif murah secara teratur, dan memberikan
bantuan kepada usaha – usaha swasta untuk menyelenggarakan taman bacaan.
Jadi, beberapa faktor berikut inilah
yang menjadi penyebab perjalanan kesusastraan Indonesia berkembang mengikuti
idiologi kolonial :
- Pendirian Balai Pustaka telah menafikan keberadaan karya – karya terbitan swasta yang secara sepihak dituding sebagai “bacaan liar”. Karya – karya sastra yang dipublikasikan lewat surat kabar dan majalah, dianggap tidak ada.
- Pemberlakuan sensor melalui Nota Rinkes menyebabkan buku – buku terbitan Balai Pustaka, khasnya novel – novel Indonesia sebelum perang, cenderung menampilkan tokoh – tokoh yang terkesan karikaturs.
- Penetapan bahasa melayu mendorong munculnya sastrawan – sastrawan yang menguasai bahasa Melayu. Dan mereka datang dari Sumatera. Maka, sastrawan yang berasal dari Sumatera itulah yang kemudian mendominasi peta kesusastraan Indonesia.
Sastra Balai Pustaka adalah sastra
rakyat yang berpijak pada kultur Indonesia abad 20. Hal ini dengan jelas nampak
dari roman – roman Balai Pustaka dalam bahasa jawa, sunda, dan melayu tinggi.
Sastra Balai Pustaka sebenarnya
adalah “sastra daerah”, bukan saja dalam arti menggunakan bahasa daerah
tetapi juga menggarap tema – tema kedaerahan, bisa dilihat dari karya – karya
yang lahir pada saat itu.
Saat itu buku – buku yang
diterbitkan Balai Pustaka dapat dibagi tiga; pertama, buku untuk anak – anak.
Kedua, buku hiburan dan penambahan pengetahuan dalam bahasa daerah. Ketiga,
buku hiburan dan penambahan pengetahuan dalam bahasa melayu dan kemudian
menjadi bahasa Indonesia.
Pada masa pendudukan jepang
(1942-1945) Balai Pustaka masih tetap eksis namun menggunakan nama lain yaitu, Gunseikanbo
Kokumin Tosyokyoku yang artinya Biro Pustaka Rakyat Pemerintah Militer
Jepang. [1]
Zaman keemasan Balai Pustaka sekitar
tahun 1948 hingga pertengahan tahun 50-an ketika dipimpin oleh K.St. Pamoentjak
dan mendominasi penerbitan buku – buku sastra dan sejumlah pengarang Indonesia
bermunculan seperti H.B.Jassin, Idrus, M.Taslim, dan lain – lain.[2]
B. Karakteristik Karya – karya
Sastra Angkatan Balai Pustaka
Pada ragam karya sastra prosa,
timbul genre baru, yaitu roman, yang sebelumnya belum pernah ada. Tujuan
didirikannya Balai Pustaka ialah untuk mengembangkan bahasa – bahasa seperti
bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Melayu tinggi dan bahasa Madura. Serta
mencegah pengaruh buruk dari bacaan yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian
(cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar) yang dihasilkan oleh sastra
Melayu Rendah.
Isi roman Azab dan Sengsara sudah
tidak lagi menceritakan hal – hal yang fantastis dan istanasentris,
melainkan lukisan tentang hal – hal yang benar terjadi dalam masyarakat yang
memusatkan pada golongan orang tua tentang akibat kawin paksa dan masalah adat.
Adapun isi ringkasa roman Azab dan Sengsara.
Cinta yang tak sampai antara kedua
anak muda Aminuddin dan Mariamin, karena rintangan orang tua. Mereka saling
mencintai sejak dibangku sekolah, tetapi akhirnya masing – masing harus kawin
dengan orang yang bukan pilihannya sendiri, yang akibatnya tak ada kebahagiaan
dalam hidupnya. Pihak gadis terpaksa kawin dengan orang yang tidak dicintai,
yang berakhir dengan perceraian dan Mariamin mati muda karena merana.
Genre roman mencapai puncak yang
sesungguhnya ketika diterbitkan buku Siti Nurbaya karya Marah Rusli pada tahun
1922. Pengarang tidak hanya mempersoalkan masalah yang nyata saja, tetapi
mengemukakan manusia- manusia yang hidup. Pada roman Siti Nurbaya tidak hanya
melukiskan percintaan saja, juga mempersoalkan poligami, membangga- banggakaan
bangsawan, adat yang tidak sesuai dengan zamannya, persamaan hak wanita dan
pria dalam menentukan jodohnya, anggapan bahwa asal ada uang segala maksud
tertentu tercapai. Persoalan – persoalan itulah yang ada dalam masyarakat.
Karya – karya Balai Pustaka:
- Azab dan Sengsara (Merari Siregar)
- Sitti Nurbaya (Marah Rusli)
- Salah Asuhan, Pertemuan Jodoh (Abdul Muis)
- Salah pilih, Apa Dayaku karena Aku Perempuan (Nur Sultan Iskandar)
- Muda Taruna, Buah di Kedai Kopi (Muhamad Kasim)
- Kasih Tak Terlerai, Percobaan Setia (Suman HS)
- Darah Muda, Asrama Jaya (Adinegoro)
- Sengsara Membawa Nikmat, Tak di Sangka, (Tulis Sultan Tati)
- Dagang Melarat, Pertemuan (Abas Sutan Pamunjak Nan sati)
Balai Pustaka membahas tentang
istiadat dan percintaan. Pada tingkat unsur intrinsik ; gaya bahasa yang
digunakan karya – karya Balai Pustaka menggunakan perumpamaan klise,
menggunakan banyak pepatah – pepatah dalam bahasanya, serta gaya percakapan
sehari – hari. Alur yang dipakai adalah alur datar atau alur lurus dan akhir
cerita tertutup. Tokoh – tokohnya selalu orang – orang kedaerahan atau bersifat
kedaerahan, baik dalam bahasa maupun dalam masalah dengan teknik penokohan yang
datar. Penyajian tokoh hanya dalam permukaannya saja tidak ada atau menggunakan
masalah kejiwaan tetapi masalah seperti fisik yang dimunculkan dalam karya –
karya Balai Pustaka. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang maha
tahu, bersifat Idealisme dan Romantis. Kadang banyak alur yang menyimpang dan
lambat. Amanatnya bersifat didaktis atau nasihat, mendidik pembaca agar loyal
pada pemerintah sebagai pegawai. Bertumpu pada kebudayaan daerah, sehingga karya-
karya Balai Pustaka digemari rakyat pedesaan dan rakyat kota yang
Priyayi. Roman – roman Balai Pustaka penuh sentimentalis, penuh air
mata/cengeng, yang dimaksudkan untuk meninabobokan rakyat agar menjauhkan diri
dari pikiran – pikiran sosial dan politik bangsanya.
Ciri – ciri karya sastra prosa
Angkatan Balai Pustaka :
- Menggambarkan persoalan adapt dan kawin paksa termasuk permaduan
- Bersifat Kedaerahan
- Tidak bercerita tentang Kolonial Belanda
- Kalimat – kalimatnya panjang dan masih banyak menggunakan perbandingan – perbandingan, pepatah, dan ungkapan – ungkapan klise.
- Corak lukisan adalah romantis sentimental.
Adapun perintis puisi baru pada masa
angkatan 20 adalah Moh. Yamin. Beliau dipandang sebagai penyair
Indonesia baru yang pertama karena ia mengadakan pembaharuan puisi Indonesia,
pembaharuannya dapat dilihat dari kumpulan puisi Tanah Air pada tahun 1922.
Berikut ini catatan puisi Moh. Yamin
:
Di atas batasan bukit barisan
Memandang beta ke bawah memandang,
Tampaklah hutan rimba dan ngarai,
Lagipula sawah, telaga nan permai,
Serta gerangan lihatlah pula,
Langit yang hijau bertukar warna
Oleh pucuk daun kelapa
Dari segi isi, puisi ini merupakan
ucapan perasaan pribadi seorang manusia yang rindu pada keagungan yang Maha
Kuasa. Dari segi bentuk, jumlah barisnya tidak lagi empat baris, seperti syair
dan pantun dan persajakannya (rima) tidak sama.
Karya Rustam Effendi
Puisi berikut merupakan karya Rustam
Effendi :
Bukan beta
pijak berperi
Bukan beta pijak berperi,
Pandai mengubah madahan syair
Bukan beta budak berperi,
Musti menurut undangan mair,
Sarat – saraf saya mungkiri
Untai rangkaian seloka lama,
Beta buang beta singkiri
Sebab laguku menurut sukma
Dilihat bentuknya, puisi tersebut
seperti pantun, tetapi dilihat hubungan barisnya, seperti syair, ia meniadakan
tradisi sampiran dalam pantun sehingga sajak itu disebut pantun modern, yang
lebih banyak menggunakan sajak aliterasi, asonansi, dan sajak dalam sehingga
beliau dipandang sebagai pelopor penggunaan sajak asonansi dan aliterasi.
C. Pengarang Tokoh – tokoh Angkatan Balai Pustaka
Di bawah ini disajikan riwayat hidup
para pengarang angkatan Balai Pustaka secara singkat dan berikut nama-nama pada
masa angkatan Balai Pustaka.
1. Merari Siregar
Dilahirkan 13 Juni 1896 di Siporok,
Tanapuli Selatan (Sumatra Utara), meninggal 23 April 1940 di Kelenget, Madura.
Berpendidikan Handels-correspondent Bond A di Jakarta (1923), pernah bekerja
sebagai guru di Medan, rumah sakit umum Jakarta, dan Opium & Zouttreige
Kalianget. Novelnya Azab dan Sengsara (1920) lazim dianggap sebagai awal
kesusastraan Indonesia.
2. Marah Rusli
Dilahirkan 7 Agustus 1889 di Padang,
meninggal 17 Januari 1968 di Bandung. Berpendidikan Sekolah Dokter hewan di
Bogor (1915), dan Dosen Sekolah Tinggi Dokter Hewan di Klaten (1948). Namanya
terkenal karena novel atau roman Siti Nurbaya.
3. Abdul Muis
Dilahirkan pada tahun 1889 di Solok,
Sumatra Barat, meningggal 17 Juli 1959 di Bandung. Pendidikan terakhir tamat
sekolah kedokteran (STOVIA), di Jakarta. Menjadi klerek didepartemen
buderwijs en eredienst dan jadi wartawan di Bandung selain itu ia juga
aktif dalam syarikat islam dan pernah menjadi anggota dewan rakyat. Namanya
terkenal karena novel Salah Asuhan (1928), Pertemuan Jodoh (1933), Surapati
(1950), dan Robert Anak Surapati (1953)
4. Nur Sultan Iskandar
Dilahirkan 3 November 1989 di Sungai
Batang (Sumatra Utara), meningggal 28 November 1975 di Jakarta. Pendidikannya
sekolah Melayu 11 (1908), dan sekolah Bantu (1911) ia pernah menjadi guru
sekolah Desa di Sungai Batang (1908), guru Bantu di Muarabelita (Palembang),
Dosen Fakultas Sastra UI (1955-1960), dan Redaktur Balai Pustaka hingga
pensiun. Menghasilkan sejumlah novel diantaranya yaitu Apa Dayaku Karena Aku
Permpuan (1922), Salah Pilih (1928), Karena Mertua (1932), dan lain – lain.
5. Muhamad Kasim
Dilahirkan tahun 1886 di Muara
Sipongi, Tanapuli Selatan (Sumatra Utara), pendidikannya sekolah guru sampai
tahun 1935, ia bekerja sebagai guru sekolah dasar. Kumpulan cerpennya Teman
Duduk (1936) lazim disebut sebagai awal tradisi kumpulan cerpen sastra
Indonesia. Bukunya yang berjudul Si Samin mendapat hadiah Sayembara Buku Anak –
anak Balai Pustaka tahun 1924, lalu terbit lagi tahun 1928 dengan judul
Pemandangan Dalam Dunia Kanak – kanak.
- 6. Suman H. S.
Dilahirkan tahun 1904 di Bengkalis.
Berpindah ke sekolah Melayu di Bengkalis (1912-1918) dan sekolah normal di
Medan dan Langsa (1923), dia pernah menjadi guru Bahasa Indonesia di HISSIAK
Sri Indapura (1923-1930). Kepala Sekolah Bumi Melayu (di Pasir pengkarayaan
(1930) pemilik sekolah dizaman penduduk Jepang, pemilik sekolah merangkap
kepala jabatan dinas Pekanbaru – Kampar. Anggota pemerintahan tingkat satu Riau
(1960-1966). Anggota DPRD propinsi Riau (1966-1968) dan terakhir menjabat ketua
umum Yayasan Lembaga Pendidikan Riau.
Karangannya :
1. Kasih Tak Terlarai (novel, 1929)
2. Percobaan Setia (novel, 1931)
3. Mencari Pencuri Anak Perawan
(novel, 1932)
4. Casi Tersesat (novel, 1932)
5. Kawan Bergelut (kumpulan cerpen,
1938)
6. Tebusan Darah (novel, 1939)
7. Adinegoro
Dilahirkan 14 Agustus 1904 di
Talawi, Sumatra Barat, meninggal 8 Januari 1967 di Jakarta berpendidikan
sekolah kedokteran (STOVIA) di Jakarta (1918-1925) dan kemudian memperdalam
pengetahuan di Belanda dan Jerman Barat (1926-1930), dia pernah memjadi
redaktur Panji Pustaka. Perwata Deli dan Mimbar Indonesia di samping itu ia
juga pernah menjadi anggota Dewan Rakyat pada masa pendudukan Jepang, anggota
Dewan Perancang Nasional, anggota MPRS, ketua komisaris badan penerbit Dewan
Agung, dan Dewan Komisaris LKBN antara.
Karangannya:
- Darah Muda (novel, 1927)
- Asmara Jaya (novel, 1928)
- Melawat Ke Barat (novel, 1930)
8. Tulis Sutan Sati
Dilahirka tahun 1928 di Bukitinggi,
meninggal tahun 1942 di Jakarta pernah menjadi guru dan kemudian menjadi
Redaktur Balai Pustaka (1920-1940).
Karangannya:
- Sengsara Membawa Nikmat (novel, 1928)
- Tak Disangka (novel, 1929)
- Syair Siti Marhumah Yang Saleh (1930)
- Memutuskan Pertalian (novel,1932)
- Tiak Membalas Guna (novel, 1932)
9. Abas Sutan Pamunjak Nan Sati
Di lahirkan 17 Febuari 1899 di
Magak, Bukitinggi, meninggal 4 Oktober 1975 di Jakarta pendidikannya Swasta di
Magek (1908-1911) sekolah privat di Bukitinggi (1911-1913), Kweek Schol
(1914-1920), kursus bahasa (1918), dan Inland MO (1929-1945), ia pernah menjadi
guru diberbagai kota (1920-1942), Dosen Sekolah Tinggi di Jakarta (1942-1945),
Dosen Universitas Gajah Mada di Yogyakarta (1946-1949), pegawai departemen
pendidikan pengajaran merangkap Dosen Universitas Indonesia di Jakarta (1949).
Karangannya:
- Dagang Melarat (novel, 1926)
- Pertemuan (novel, 1927)
- Putri Zahara atau Bunga Tanjung di Pasar Pasir (Afrika) (novel, 1947)
- Jambangan (Kumpulan Sajak, 1947)
10. Aman Datuk Madjoinjo
Dilahirkan tahun 1896 di Surakam,
Solok (Sumatra Utara), meninggal 16 Desember 1969, sejak tahun 1920 hingga
pensiun ia bekerja di Balai Pustaka.
Karangannya:
- Syair Si Banso Urai (1931)
- Menebus Dosa (novel, 1932)
- Rusmala Dewi (novel bersama S.Hardejosumarto,1932)
- Si Cebol Rindkan Bulan (novel, 1934)
- Sampaikan Salamku Kepadanya (novel, 1935), dll.
11. Muhammad Yamin
Dilahirkan 23 Agustus 1903 di
Sawahlunto, Sumatra Barat, meninggal 17 Oktober 1926 di Jakarta, pendidikannya
HIS (1918), AMS (1927), dan tamat sekolah Hakim Tinggi Jakarta (1932). Ia
pernah menjadi Menteri Kehakiman (1951), Menteri Pengajaran, pendidikan dan
kebudayaan RI (1953-1955), Ketua Badan Pengawasan LKBN antara (1961-1962) ketua
Dewan Perancang Nasional (1962).
Karangannya:
- Tanah Air (Kumpulan Sajak, 1922)
- Indonesia Tumpah Darahku (Kumpulan sajak, 1928)
- Kalau Dewi Tara Sudah Berkata (drama, 1932)
- Ken Arok dan Ken Dedes (drama, 1934)
12. Rustam Effendi
Dilahirkan 13 Mai 1903 di Padang dan
HKS Bandung ( 1924) dia pernah menjadi guru di Perguruan Tinggi Islam Adabiah
11 Padang tahun (1928-1947), ia bermukim di Belanda dan 14 tahun diantaranya
(1933-1946) menjadi anggota Kamer Majelis Rendah.
Karangannya:
- Bebasari (drama, 1926)
- Percikan Permenungan (kumpulan sajak, 1926)
13. Yogi (Abdul Rivai)
Dilahirkan 1 Juli 1896 di Bonjol,
Sumatra Utara, meninggal 4 April 1983 di Jakarta pendidikannya Sekolah
Gubernemen kelas dua Lubuk Sikamping dan Kursus Guru Bantu.
Karangannya:
- Gubahan (kumpulan sajak, 1930)
- Puspa Aneka (1931)
Tokoh – tokoh yang pernah memimpin
Balai Pustaka tercatat Dr. D.A Rankes, Dr. G.W.J. Drewes, Dr. K.A. Hidding,
sementara sastrawan Indonesia yang pernah bekerja di sana tercatat adinegoro,S.
Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, Nur Sutan Iskandar, dan H.B. Jasin.[3]
ontoh kutipan sajak puisi “ Bukan Beta Bijak Berperi” oleh Rustam Effendi
BUKAN BETA BIJAK BERPERI
Bukan beta bijak berperi,
pandai menggubah madahan syair,
Bukan beta budak Negeri,
musti menurut undangan mair,
Sarat-saraf saya mungkiri,
Untai rangkaian seloka lama,
beta buang beta singkiri,
Sebab laguku menurut sukma.
Langganan:
Postingan (Atom)
Contoh Surat Pengunduran diri, resign
....................., 9 Februari 2017 Kepada, Yth,............................. Dengan Hormat Melalui surat ini saya selaku ka...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filsafat pendidikan merupakan filsafat dalam pendidikan. Pendidikan membutuhkan...
-
Monolog "Sarimin" POTRET BURAM WAJAH HUKUM KITA Selama lima malam berturut-turut (14-18 November 2007), Butet Kartared...
-
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELOMPOK TANI .......... BAB I PRINSIP ORGANISASI Pasal 1 Sebagai suatu organisasi Kelompok Tani ...