Selasa, 18 Juli 2017

Kohesi dan Koherensi



.Analisis Piranti Kohesi dan Koherensi Pada wacana
“Erdogan : Indonesia Paham Hadapi Redikalisme”

A.    Piranti Kohesi
Telaah piranti Kohesi dalam wacana mencakup dua jenis piranti kohesi, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksial. Piranti kohesi gramatikal  adalah piranti kohesi yang dinyatakan dengan jenis tata bahasa. Piranti kohesi gramatikal, meliputi piranti kohesi pengacuan (reference), pelepasa (delection), pemakaian pronominal, penyulihan (substitusi), penyebutan ulang, pemakaian konjungsi. Piranti ohesi leksial adalah piranti kohesi yang diwujudkan dalam bentuk leksial, mencakup nomina umum (general noun), reitarasi (reiteration), repitisi (repition), sinonim, superordinat, kolokasi (collaction)
1.      Piranti Kohesi Konjungsi
Konjungsi merupakan kohesi dalam wacana teks maka terlihat pada hubungan antar unsure klausa / kalimat, baik dalam tataran intra kalimat, antarkalimat, antarparagraf, maupun dalam tataran yang lebih besar. Piranti kohesi konjungsi dalam wacana / teks dapat berwujud hubungan pertentangan, penambahan, pengecualian, sebab – akibat, dan sebagainya.
Keterangan:
·         Pada kata dan, juga terdapat piranti kohesi konjungsi penambahan (adiktif)
2.      Piranti Kohesi Subtitusi (Penyulihan)
Penyulihan merupakan piranti kohesi pergantian konstituen dengan memakai kata yang maknanya sama sekali berbeda dengan makna kata yang dibacanya
Contoh:
Oleh karena itu, Turki ingin meningkatkan kemitraan dengan Indonesia mengingat Negara itu menghadapi tantangan yang besar dalam menghadapi terror dan radikalisme.
Keteranga:
·         Pada kalimat diatas merupakan penyulihan, karena pada kata itu merupakan pergantian kata pengacuan yang berbeda maknanya dengan yang dialaminya.
3.      Piranti Kohesi Referensi  (Pengacuan)
Referensi merupakan peruses mengacu kesesuatu yang diacunya.
Contoh:
a.       Indonesia adalah Negara yang sangat paham menghadapi terror.
b.      Turki ingin meningkatkan kemitraan dengan Indonesia mengingat Negara itu menghadapi tantangan dalam menghadapi teror.
Keterangan:
·         Konstituen Indonesia dan teror merupakan sesuatu yang diacu dan kalimat tersebut tidak mengalami pergantian kata.
4.      Anafora dan Katafora
Anafora merupakan pengacuan oleh suatu unsur pada unsur lain yang mendahului.
Contoh:
·         Negara itu menghadapi tantangan yang besar dalam menghadapi teror dan radikalisme.
Keterangan:
·         Wacana tersebut menunjukkan Kohesi pengacuan anaphora karena mengacu kekonstituen Negara itu yang menjadi subjek klausa pertama.
Katafora merupakan pengacuan oleh suatu unsure kepada unsure lain yang mengikutinya.
Contoh:
·         Kami terus bertekad melakukan perjuangan melawan teroris, kita memasuki era dimana harus waspada, katanya.
5. Piranti kohesi pengulangan
            Piranti kohesi dengan sebuah wacana, juga ditandai dengan penggunaan bentuk pengulangan secara defenisi.
            Adapun piranti kohesi pengulangan terdapat pada kata, yaitu:
·         Turki
·         Negara
·         Radikalisme
·         Terorisme
·         Indonesia
·         Terror
·         Presiden Erdogan
·         Kemarin
·         Menghadapi
·         Organisasi
·         Isis
·         Perlawanan
·         Beberapa
B. Piranti Kohesi dan Koherensi
            Kohesi dan koherensi adalah dua istilah yang mengacu pada konsep atau pengertian mirip yang sering dirancukan, terutama dalam telaah teks atau wacana jenis kohesi geramatikal pengacuan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
1.      Pengacuan persona
2.      Pengacuan demonstrasi
3.      Pengacuan komparatif
·         Pada kata saya terdapat pengacuan persoma pertama tunggal.
·         Pada kata kami terdapat pengacuan persona kedua jamak
·         Pada kata ia terdapat pengacuan persona ketiga tunggal
Pada kata Indonesia, itu, ini, terdapat pengacuan demokrasi tempat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Surat Pengunduran diri, resign

....................., 9 Februari 2017 Kepada, Yth,............................. Dengan Hormat Melalui surat ini saya selaku ka...