Rabu, 19 Juli 2017

Makalah Manajemen Perbankan Dalam Meningkatkan Kualitas Terhadap Nasabah



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Lembaga keuangan perbankkan dalam kinerja untuk kesuksesan baik manajemen maupun operasionalnya, lembaga bank harus memiliki beberapa konsep dasar yang menyertainya di dalam lalu lintas pelayanan diantaranya adalah manajemen pemasaran bank.  Pemasaran bukan berarti hanya terpaku pada kegiatan promosi dan penjualan saja. Namun lebih dari itu. Dalam dunia perbankan, yang dimaksud dengan konsep manajemen pemasaran adalah  upaya untuk mencapai kepuasan nasabah terhadap penggunaan produk yang dikeluarkan oleh pihak bank, entah itu penggunaan produk berupa tabungan, giro, deposito maupun service (jasa pelayanan) yang diberikan pada nasabah.
Pencapaian yang berupaya pada tingkat kepuasan nasabah dikaitkan dengan berbagai cara ataupun strategi yang dijalankan oleh pihak lembaga keuangan perbankan. Diantara berupa strategi produk (tabungan, giro dan deposito), strategi lokasi (layout), strategi harga suatu produk dan jasa service, strategi  promosi untuk penjualan dengan tingkat maximal seduce. Banyaknya profit yang didapatkan oleh suatu bank sangat tergantung pada bagaimana suatu upaya pemasaran itu sendiri dapat berjalan lancar. Untuk itu, maka diperlukan beberapa konsep dan strategi yang matang guna untuk menilai kinerja manajemen dan operasional dari perbankan itu sendiri.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari manajemen pemasaran bank, tujuan dari pemasaran bank dan konsep dari pemasaran ?
2.      Bagaimana upaya bank dalam bidang pemasaran untuk meningkatkan penjualan produk dan jasa yang ditawarkan kepada nasabah?
3.      Siklus produk perbankan seperti apa?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tugas – Tugas Bank
Tugas – tugas bank antara lain :
1.      Memberikan kredit ( pinjaman ) kepada orang atau badan usaha yang membutuhkannya. Kredit ini untuk tujuan kegiatan yang produktif dan dapat diberikan dengan kredit  jangka panjang, kredit jangka menengah serta kredit jangka pendek.
2.      Menarik uang dari masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dapat menyimpan uang yang tidak atau belum dipergunakan dalam bentuk rekening koran giro, deposito berjangka, Tabanas dan lain-lain.
3.      Memberikan jasa-jasa  dalam bidang lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Jasa ini dapat berupa pengeluaran cek pengiriman uang, membeli dan menjual wesel, penukaran valuta asing ( mata uang asing ) dan sebagainya.
4.      Kegiatan lain, misalnya memberikan jaminan bank, menyewakan tempat untuk menyimpan barang-barang berharga.

B.     Fungsi Bank
Fungsi-fungsi Bank antara lain :
1.            Lembaga yang menghimpun dana-dana masyarakat
2.            Lembaga yang menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk kredit
3.            Lembaga yang memperlancar transaksi perdagangan dan pembayaran uang
4.            Memperlancar mekanisme pembayaran
5.            Berkaitan dengan pemberian fasilitas atau kemudahan mengenai aliran dana dari yang kelebihan kepada yang membutuhkan dana.

C. Apa Itu Manajemen Perbankan?
Manajemen perbankan merupakan suatu ilmu yang lebih difokuskan dalam hal mengatur segala kegiatan penyerapan atau pengumpulan dana, pelaksanaan lalu lintas transaksi keuangan, penyaluran utang piutang dan pertukaran mata uang supaya lebih efektif dalam mencapai tujuan yang telah dibuat.
Dalam mengatur sistem keuangan, ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank, di antaranya adalah pengumpulan dan penarikan dana, menetapkan segala kebijakan yang mengatur penarikan tabungan dan penyaluran kegiatan kredit, membuat rencana tabungan, mengatur lalu lintas dana asing dan dana sendiri, serta mengatur keseimbangan antara investasi primer dan dana bank.

D. Tujuan Manajemen Perbankan
Di samping itu, sempat disinggung bahwa kegiatan sebuah bank adalah untuk mencapai tujuan yang telah dibuat sebelumnya. Tujuan perbankan sendiri adalah untuk memaksimalkan atau mengoptimalkan nilai kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang saham yang mempercayakan dananya ke bank. Nilai kekayaan yang dimiliki oleh pemegang saham tersebut berasal dari harga saham di pasar modal. Maka dari itu, hal yang sangat penting dalam manajemen perbankan adalah memahami variabel yang dibutuhkan dalam pasar modal, teori keuangan, harga saham, dan indikator pasar modal.

E. Manajemen Perbankan Terkait Masalah Finansial
Dapat kita lihat bahwa manajemen dalam perbankan pada intinya adalah mengatur segala bentuk kegiatan keuangan bank itu sendiri. Hal ini dilakukan agar tidak ada penimbunan dana yang berlebihan di bank yang bersangkutan atau para nasabahnya. Manajemen finansial yang dilakukan pada bank salah satunya adalah kegiatan operasional terkait transaksi yang dilakukan nasabah. Pengaturan transaksi nasabah ini bertujuan agar pelayanan yang dilakukan pihak bank bisa sesuai dan memuaskan nasabah.
Selain itu, adanya pengaturan operasional juga bertujuan untuk menghindari human error dan atau komputer error dalam hal transaksi dana nasabah. Berdasarkan peraturan yang dibuat oleh Bank Indonesia, semua bank harus menerapkan transaksi dana berupa kliring, tarif transfer, dan juga inkaso. Pihak bank swasta tidak boleh menentukan peraturan operasionalnya sendiri tanpa persetujuan atau peraturan yang ditetapkan oleh pihak BI.
Selain masalah operasional, manajemen perbankan juga bertujuan untuk menganalisa kegiatan penyaluran kredit masyarakat. Seperti yang kita ketahui, hampir semua bank yang ada di Indonesia menyediakan layanan khusus untuk sistem perkreditan. Hanya saja, antar satu bank dengan bank lainnya memiliki sistem yang berbeda terkait sistem administrasi dan lain-lain.
Manajemen terkait perkreditan ini bisa dikatakan penting untuk pihak bank. Hal ini dilakukan demi terlindunginya dana nasabah dan dana bank yang dikeluarkan. Kegiatan ini meliputi pelaksanaan, analisa kredit, dan pengelolaan dana bank.
Apabila pengaturan terkait operasional transaksi dan kegiatan perkreditan telah dilakukan, tahap manajemen finansial selanjutnya adalah manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Harus kita ingat bahwa berhasil tidaknya suatu kegiatan juga tergantung dari bagus tidaknya SDM yang dimiliki.
Sebab, SDM inilah yang akan menjadi penentu berkembang tidaknya perusahaan yang sedang dijalankan. Sekedar informasi, mulai dari kegiatan perencanaan, analisis, pelaksanaan, penetapan peraturan dan pengawasan sangat membutuhkan SDM yang berkualitas. Mungkin sering kita menemui pelatihan yang dilakukan pihak bank untuk meningkatkan kualitas dan mutu dari setiap karyawannya demi memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah. Pasalnya, pelayanan yang baik tentu akan meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut.

F. Risiko Manajemen Perbankan
Dalam melakukan manajemen perbankan, pasti akan ditemui beberapa risiko. Ketidakpastian terkait dana yang ada di pasar saham adalah salah satu hal yang sering menjadi risiko dalam usaha perbankan. Hasil yang didapatkan dan diperkirakan belum tentu sesuai dengan apa yang diharapkan pihak bank, yang mana dalam hal ini adalah keuntungan para investor dan pihak bank itu sendiri. Sebagai informasi, semakin tidak bisa diperkirakan hasil yang akan diperoleh oleh pihak bank, maka semakin besar pula risiko kerugian yang akan dihadapi oleh para investor. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi bunga atau premi yang harus dibayarkan nasabah.
Tanpa adanya manajemen yang benar, maka semakin besar kemungkinan sebuah bank menjadi bangkrut. Dengan kata lain, manajemen sangat berguna untuk mengatur segala bentuk operasional dan juga masalah finansial yang akan dihadapi oleh pihak bank. Di samping itu, apabila pengaturan terkait masalah finansial tidak dapat dikendalikan dengan baik oleh bank yang bersangkutan, maka bisa dipastikan bahwa bank tersebut akan mengalami kerugian.

G. Mutu Pelayanan
Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun strategi untuk terus tumbuh.
Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan.
Menurut kutipan yang disampaikan oleh Philip Kotler, terdapat beberapa macam jasa. Yaitu:
  1. Barang berwujud murni. Di sini hanya terdiri dari barang berwujud seperti sabun, pasta gigi. Tidak ada jasa yang menyertai produk tersebut.
  2. Barang berwujud yang disertai jasa. Di sini tediri dari barang berwujud yang disertai dengan satu atau lebih jasa untuk mempertinggi daya tarik pelanggan. Contohnya: perbankan tidak hanya menjual produknya saja, melainkan juga kualitas dan pelayanan kepada pelanggannya.
  3. Campuran. Di sini terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama. contohnya: perbankan yang harus didukung oleh produk dan pelayanannya.
  4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan. Di sini terdiri dari jasa utama dengan jasa tambahan atau barang pelengkap. Contoh: penumpang pesawat terbang membeli jasa transportasi. Mereka sampai di tempat tujuan tanpa sesuatu hal berwujud yang memperlihatkan pengeluaran mereka. Namun, perjalanan tersebut memiliki barang-barang berwujud, seperti makanan dan minuman, potongan tiket dan majalah penerbangan. Jasa tersebut membutuhkan barang padat modal (pesawat udara) agar terealisasi, tapi komponen utamanya adalah jasa.
  5. Jasa murni. Di sini hanya terdiri dari jasa. Contohnya adalah: jasa menjaga bayi, psikoterapi.

Akibat dari adanya macam-macam jasa ini, maka sulit untuk menyamaratakan jasa, kecuali dengan pembedaan lebih lanjut, yaitu:
  1. Berdasarkan basis peralatan/basis orang. Contohnya: pencuci mobil otomatis, mesin berjalan, jasa akuntansi.
  2. Kehadiran klien. Contohnya: pada pembedahan otak, pasien harus hadir, potong rambut.
  3. Kebutuhan bisnis. Dokter akan menetapkan harga yang berbeda untuk pasien perorangan dan kelompok karyawan perusahaan.
  4. Penyedia jasa berbeda dalam sasarannya (laba atau nirlaba) dan kepemilikan (swasta atau publik).

Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1991) membentuk model mutu pelayanan yang menyoroti syarat-syarat utama yang memberikan mutu pelayanan yang diharapakan. Adapun model ini mengidentifikasikan lima kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu :
  1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Dalam hal ini manajeman tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan.
  2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi mutu pelayanan. Dalam hal ini manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan, tetapi tidak menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik.
  3. Kesenjangan antara spesifikasi mutu pelayanan dan penyampaian jasa. Dalam hal ini para personel mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar.
  4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Dalam hal ini harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan iklan perusahaan.
  5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Dalam hal ini terjadi bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan memiliki persepsi yang keliru mengenai mutu pelayanan.

H. Kepuasan Nasabah
Menurut Oliver kepuasaan adalah tingkatan perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya (Supranto, 2001). Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka seseorang akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, seseorang akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan seseorang akan sangat puas. Menurut Dedy Mulyadi (2007), tentang kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dengan kinerja atau hasil yang dirasakan. Hal tersebut juga disamakan oleh Lira Indriwinangsih dan sudaryanto (2007), bahwa pelanggan yang merasa terpuaskan akan memberikan tambahan nilai positif, yaitu kesetiaan pelanggan. Pelanggan yang setia bukan hanya akan terus menggunakan pelayanan tesebut, tetapi juga akan menyakinkan orang lain untuk turut serta merasakan pelayanan yang tersedia sebagai pelanggan baru.
Menurut Kotler, kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/ kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya (Philip Kotler, 2004 : 43). Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi/kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah garis harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan pelanggan amat puas atau senang. Banyaknya perusahaan yang memfokuskan pada kepuasan tinggi karena para pelanggan yang kepuasannya hanya pas mudah untuk berubah pikiran bila mendapat tawaran yang lebih baik. Mereka yang amat puas lebih sukar untuk mengubah pilihannya. Kepuasan tinggi atau kesenangan yang tinggi menciptakan kelekatan emosional terhadap sesuatu, bukan karena kesukaan / preferensi rasional. Hasilnya adalah kesetiaan pelanggan yang tinggi.
Kunci untuk menghasilkan kesetiaan pelannggan adalah memberi nilai pelanggan yang tinggi. Menurut Michael Lanning dalam karyanya Delivering Profitabel Value, sebuah perusahaan harus mengembangkan satu proposisi nilai yang superior secara bersaing, dan sistem penyerahan nilai yang superior. Proposisi nilai sebuah perusahaan adalah jauh lebih dari sekedar positioningnya pada suatu atribut tertentu (2004: 44)
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan, memuaskan nasabahnya adalah hal pokok yang tidak boleh diabaikan, dimana kepuasaan nasabah merupakan aspek stategis dalam memenangkan persaingan dan mempertahankan citra perusahaan di masyarakat yang luas, sehingga pelayanan yang bermutu bagi nasabah merupakan hal penting. Dengan adanya perbankan syariah yang telah memasuki persaingan berskala global, merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi dan ditangani oleh bank syari’ah untuk dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan bangsa melalui pemberdayaan ekonomi umat. Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat pelayanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service). Dengan meningkatkan mutu pelayanan oleh suatu perusahaan perbankan merupakan suatu cara yang nyata dalam memenangkan persaingan dan mempertahankan nasabah. Sehingga kepuasan pelanggan dalam bidang jasa merupakan elemen penting dan menentukan dalam menumbuhkembangkan perusahaan agar tetap eksis dalam menghadapi persaingan.
Dalam teori perilaku konsumen, kepercayaan masyarakat dapat diperoleh dari sebuah perusahaan dengan menggunakan beberapa cara, diantaranya adalah dengan memberikan rangsangan pemasaran dari dalam dan luar perusahaan.
Rangsangan pemasaran dari dalam perusahaan dapat berbentuk seperti iklan, promosi, dan sebagainya yang menerangkan tentang kualitas produk (barang maupun jasa), harga dan saluran distribusinya. Sedangkan rangsangan dari luar dapat berupa kondisi ekonomi, politik, teknologi dan kebudayaan yang ada di masyarakat setempat.5 Sebuah lembaga keuangan syariah secara otomatis akan mendapatkan setengah dari kepercayaan masyarakat Indonesia sejak awal kemunculannya, karena telah dinanti-nantikan oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Terlebih ketika krisis moneter melanda bangsa ini pada tahun 1998 yang banyak membuat lembaga keuangan collapse dan bahkan beberapa lembaga keuangan mengalami likuidasi (karena menerapkan sistem bunga), namun ternyata tidak berpengaruh kepada lembaga keuangan yang berbasis syariah (karena tidak menerapkan sistem bunga).
Kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor yang selama ini mempengaruhi kepuasan konsumen secara umum, dan menjadi faktor utama dalam kepuasan konsumen sebuah perusahaan jasa. Peningkatan kualitas pelayanan sebagai salah satu motivator pengikat loyalitas konsumen adalah inti dari usaha di bidang jasa (termasuk di dalamnya dunia perbankan). Sehingga pihak manajemen lebih banyak memfokuskan pada sisi ini. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh manajemen maupun pihak luar pun banyak yang ditujukan untuk mengukur dan menilai kualitas pelayanan.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perbankan sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Jasa perbankan mempunyai dua tujuan. Pertama sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Tanpa adanya penyediaan alat pemabayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu lama. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit.
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak  memiliki dana pinjaman.
Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh bangsa sehingga peranannya sangat penting dalam perputaran ekonomi di Indonesia.
Menurut Oliver kepuasaan adalah tingkatan perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya (Supranto, 2001). Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka seseorang akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, seseorang akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan seseorang akan sangat puas. Menurut Dedy Mulyadi (2007), tentang kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dengan kinerja atau hasil yang dirasakan.


DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2000
Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers. 2012
Kasmir. Pemasaran Bank . Jakarta: Prenada Media. 2004
Sumarni, Murti Manajemen Pemasaran Bank. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. 2002
http://pivot-toolkit.org/archives/132


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Penyusun  panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun , sehingga penyusun  dapat menyelesaikan Makalah Manajemen Perbankan Dalam Meningkatkan Kualitas Terhadap Nasabah.

Makalah ini telah penyusun  susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penyusun  menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Penyusun  menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penyusun  menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penyusun  dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penyusun  berharap semoga Makalah Manajemen Perbankan Dalam Meningkatkan Kualitas Terhadap Nasabah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

.....................,      Juni 201


Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A.    Latar Belakang........................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A.        Tugas – Tugas Bank.............................................................................. 2
B.         Fungsi Bank.......................................................................................... 2
C.         Apa Itu Manajemen Perbankan?........................................................... 2
D.        Tujuan Manajemen Perbankan.............................................................. 3
E.         Manajemen Perbankan Terkait Masalah Finansial................................ 3
F.          Risiko Manajemen Perbankan............................................................... 4
G.        Mutu Pelayanan.................................................................................... 5
H.        Kepuasan Nasabah................................................................................ 7

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10
A.    Kesimpulan............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Surat Pengunduran diri, resign

....................., 9 Februari 2017 Kepada, Yth,............................. Dengan Hormat Melalui surat ini saya selaku ka...